Jejakcantik.com- Hidup itu untuk dinikmati, namun banyak yang tidak tahu cara menikmati hidup. Bekerja keras mengejar uang; uang di dapat tak bisa dinikmati dikarenakan sakit. Ya, kerja wajib dan harus untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tidak ada salahnya rehat sejenak untuk membuat hidup semakin indah. Quotes of the day, “Hidup berat, tetapi tidak seberat langkah kaki melihat pemandangan indah. Pil alam bisa membuat stres hilang.” –Citra Pandiangan.
Liburan itu memang sesuatu yang menyenangkan,
dan jujur tidak semua orang bisa melakukan hal tersebut. Banyak yang bilang
liburan itu membutuhkan banyak uang. Jujur, uang memang dibutuhkan untuk
penginapan, transportasi, dan makanan. Namun, bisa diminimalisir dengan mencari
penginapan murah, seperti Jejak Cantik lakukan kali ini. Termasuk juga
mempertimbangkan biaya murah untuk transportasi.
Baru kali ini, Jejak Cantik menggunakan trans
Jogja untuk menghantarkan ke Prambanan. Berjalan menelusuri jalan pertama kali
dilalui dan akhirnya tiba juga di Halte Malioboro1 yang tidak terlalu jauh dari
Jalan Malioboro. Oh ya kalau dari jalan Sosrowijan ambil jalur ke kiri dan
jalan saja terus dan nyebrang dulu kalau mau ke halte nya. Saat tiba di halte, sudah
ada juga sepasang bule dan beberapa penduduk setempat. Bayar tiket hanya dengan
3000 saja sudah sampai Prambanan murah banget ya. (ini harga tahun 2014 ya, ada
kemungkinan mengalami kenaikan harga).
Tak lama menanti, bus yang ditunggu pun tiba,
petugas bus memberi informasi bus 1A sudah tiba. Kami pun naik untuk menempuh
perjalanan yang sama. Awalnya sepi penumpang, dengan berlalunya bus dari satu
halte ke halte lain, penumpang pun penuh. Sebelum pemberhentian halte ketiga,
aku pindah posisi di dekat bule yang bangku paling belakang, dengan berbagai
pertimbangan tidak terlalu kena desakan penumpang yang turun dan naik, silih
berganti.
Duduk anteng, kantuk yang tak diharap datang,
mengusahakan mata untuk tetap terbuka itu sungguh-sungguh perjuangan yang
sangat keras. Hanya bisa bertahan lama, aku tak kuasa menahan kantuk yang tak
terkira ini. Padahal semalam diharapkan datang tidak datang, eh tidak
diharapkan datang, malah datang. Idih kagak benar neh rasa kantuk, sebal. Ya
sudahlah tak bisa dipungkiri kalau badan lelah. Jadi ambil kacamata hitam,
pakai dan lipat tangan di dada. Lalu, seakan-akan sedang mengamati padahal
tertidur pulas selama sepuluh menit-an lebih lah.
Karena tau-tau terbangun dan melihat adegan
lucu, penumpang yang sama tujuannya denganku, tetapi naik dari halte yang
berbeda, sedang tertidur lelap dan membuat seorang ibu disampingnya merasa terganggu.
Karena tanpa sadar kepalanya terkantuk-kantuk, dan hampir mengenai sang ibu.
Ibu itu sepertinya risih dan memilih pindah bangku. Tidak terasa memang sudah
satu jam jarak tempuh Malioboro untuk ke Prambanan harus berakhir.
Jadilah, aku turun di halte terakhir. Tidak
mendapat bayangan berapa jauh, dan arah harus kemana menuju Prambanan dari
Halte terakhir. Sumpah mati kutu, apalagi begitu turun kembali lagi sambutan
hangat bak artis dadakan dari pemberi jasa andong dan becak motor, tolak-tolak
dari kerumunan mereka eh malah nyasar entah kemana. Seharusnya dari halte
langsung balik badan dan jalan terus. Bukan jalan terus menyusuri jalan
terminal, karena menghindari kerumunan bapak-bapak tersebut, dan mengikuti alur
sepasang kekasih bule muda itu, alhasil aku pun salah jalur. Balik kanan grak.
Aku pun menelusuri deh jalan raya yang membawa ku ke gerbang yang ada bentuk
candi nya.
Masuk dah, ikuti jalan yang ada. Jalannya
lumayan nyaman, karena ada trotoar, eh ketemu gerombolan pemuda yang satu bus.
Mereka sudah duluan jalannya, aku pun berjalan dan berjalan, tapi mana pintu
masuknya koq yang ada hanya pintu keluar saja. Ya sudahlah, masuk aja ke dalam.
Diperkirakan sekitar satu kilo-an, tidak terlalu jauh dan mesti hati-hati
karena motor lalu lalang tanpa andeng aling-aling alias ngebut.
Sampai juga ke dalam area Prambanan, cari
tiket box, wah tidak terlalu mengantri, ada dua option 30.000 IDR hanya untuk
area Prambanan saja, dengan 45.000 IDR bisa mencapai candi boko. Jadi pilih
yang mana? Tentu saja pilih yang terusan, terus terang aku terpana dengan
perubahan system prambanan semakin baik dari waktu ke waktu. Ini bukan lah kali
pertama aku mendatangi Prambanan sudah berkali-kali, tetapi itu dulu sewaktu
kuliah. Betapa terkejutnya aku banyak hal yang berubah, susunan yang lebih rapi
dan tentu saja jatuh cinta untuk pertama kalinya, saat aku berada di Candi Ratu
Boko. (note harga tersebut di tahun 2014 silam ya)
Tidak salah mengeluarkan uang lebih untuk
menikmati yang satu ini. Perjalanan untuk menuju Candi Ratu Boko ini kurang
lebih 15 menit, asyik nya beli tiket terusan. Kita masuknya dari pintu yang
berbeda. Sudah begitu menuju shelter bus yang disediakan tidak terlalu jauh
hanya berjarak 150 meter saja. Saat aku hendak menuju Shelter bus yang akan
membawa ku ke Candi Boko, bus “sudah” berjalan. Waduh, bakal nunggu lama lagi
neh kalau ketinggalan bus yang satu ini. Cukup beruntung, para petugas sigap,
dan berusaha untuk menghentikan bus.
Akhirnya, bisa naik juga. Meskipun bus atau
kendaraan yang membawa penumpang ke Candi Boko tidak mesti menunggu penuh.
Karena di dalam mobil hanya berisikan empat orang saja dan aku jadi termasuk
lima. Mobil pun melaju keluar dari gerbang Candi Prambanan. Perjalanannya cukup
seru untuk dilihat, banyak sawah yang terbentang. Sungguh pesona mata yang
membuatku kian terkagum-kagum, aku masih bisa melihat pemandangan gunung di
Yogyakarta, mungkin itu gunung berapi yang tersohor beberapa waktu lalu yang
sempat berbuat “ulah” yang membuat Yogyakarta sempat terhenti aktivitasnya
beberapa hari.
Ya, hidup dengan gunung yang masih aktif memang penuh dengan resiko. Mengingatkan ku pada pengalaman pertama merasakan gempa. Kira-kira tahun 2001 or 2002 aku lupa tepatnya. Gempa yang pertama, aku tidak merasakan getaran yang hebat. Aku tertidur lelap, begitu bangun sekitar pukul 05.30 WIB, saat aku membuka pintu, dengan wajah penuh pertanyaan dalam benak dan akhirnya terlontarkan juga, “Pada ngapain dan lihat apaan sih?” saat aku ikutan keluar rumah kost-kostan yang memiliki dua lantai. Salah satu dari teman bertanya, Memangnya kamu tidak merasakan gempa?”; “Memangnya gempa itu apaan?” Gubrak!!!!!! Waduh, pada waktu itu beneran aku tidak tahu apa itu gempa, atau nyawaku masih belum terkumpul, karena baru bangun tidur.
Ya harap maklum aku lahir dan besar di
Balikpapan yang tidak memiliki gunung aktif, dan tidak gaul, jadinya ya begini
neh, jadi tertinggal informasi banyak. Lha aku tidur serasa di ayun-ayun koq.
Jadi ya nyantai aja, karena memang tidak ada pemahaman mengenai apa itu gempa
dan apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa. Pengalaman gempa kedua, masih terjadi pada
saat aku di kost. Saat bumi terguncang kala itu (ceile bahasanya booo), aku
masih ingat banget hari minggu pagi.
Seperti biasa aku sedang asyik di ruang televisi kost-kostan dan sebagian penghuni kost sedang asyik berleha-leha or masih molor di kamar mereka masing-masing. Nonton film kartun andalan di waktu pagi, tiba-tiba, aku melihat kaca kost bergetar, dan tak lama kemudian aku melihat ibu kost berlari dari jemuran ke bawah. Aku pikir saat itu goncangan kaca yang bergetar, lantaran ibu kost yang sedang berlari panik. Lantaran, banyak orang yang berlari, aku pun turut berlari dan bertanya kembali, memangnya ada apaan sih? Waduh, parah.com ya tidak belajar dari pengalaman, or memang tidak memiliki indra khusus mengenai adanya bahaya yang sedang mengancam di sekelilingku.
Dengan polosnya, kalau yang ini aku masih ingat
banget, Lestari kalau tidak salah namanya, dia masih menggunakan baju seksi
banget, alias baju tidur yang saat itu tidak memikirkan apapun juga yang
penting keluar dari bangunan kost. “La kenapa kamu ikutan lari,” “Iya habis
semuanya pada lari, jadi ya ikut aja berlari.” GUBRAK!!!!! Lagi-lagi kejadian
yang memalukan hati aku banget ya, kalau mengingat pengalaman merasakan gempa
di Yogyakarta sungguh memalukan, dan beneran buta akan bencana alam, cuma tau
teorinya doang. Tetapi Puji Tuhan, pada masa itu, gempanya cuma numpang lewat
saja, tidak lama.
Kalau diingat kembali, gejolak amukan bumi
sungguh mengerikan ya. Tak terbayangkan bila aku mengalami hal yang serupa dan
lebih dasyat lagi, sungguh ironis yang tak terucapkan dengan kata-kata. Bencana
alam memang salah satu momok yang tidak bisa dihentikan bila waktunya tiba,
berbeda dengan korupsi yang bisa diberhentikan baik dari hati nurani atau dari
KPK karena sudah ketangkap basah menggunakan uang rakyat yang seharusnya
dipergunakan untuk merakyat bukan untuk shopping dan kehidupan mewah. Seperti
banyaknya gambar karikatur yang menggambarkan pelaku korupsi itu seperti tikus
yang secara perlahan menggerogoti dan kemudian menjadi lubang yang besar.
Keindahan alam memang luar biasa, begitu juga
dampak dari bencana alam. Apakah hal tersebut bisa dihindari? Beberapa hal bisa
dihindari seperti merawat lingkungan, go green, pepohonan yang tetap pada
tempatnya. Sedangkan amarah gunung berapi, kita hanya bisa pasrah. Karena yang
satu itu hanya Tuhan-lah yang bisa menghentikan dan memberitahukan kapan
waktunya akan tiba. Karena itu nikmati lah alam sebaik mungkin, sebelum ada
penyesalan belum menginjakkan kaki ke wisata alam yang sedang damai dan
indahnya.
Candi Ratu Boko benar-benar menggambarkan
keindahan alam yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Pegunungan yang
menawan dan reruntuhan Candi yang sudah berabad-abad tahun membawa sensasi dan
nuansa yang berbeda. Sungguh aku jatuh hati pada pandangan pertama berada di
candi Boko ini, namun sayangnya beberapa “lebah” selalu menganggu aktivitas ku
memandangi pemandangan yang luar biasa. Kala itu, inilah pertama kalinya aku
menginjakkan kaki ke Candi Boko. Tiada penyesalan yang datang terlambat,
setidaknya, aku masih diberi kesempatan melakukan petualangan menjelajahi abad
masa silam seorang diri dan sambil tidak lupa melakukan narsis dan selfie seorang
diri.
Anehnya setiap kali aku mau selfie selalu saja
ada seekor lebah yang terbang di sekitar ku. Saat itu aku berada di candi
pembakaran, dan hal itu terulang dua kali saat aku sedang mengambil foto di
tempat pemandian candi Boko. Idih lebahnya pengen ikutan selfie or tidak senang
karena aku selalu eksis dengan pemandangan background yang cantik. Takut aku
“menculik” pemandangannya, atau karena harum ku semerbak bunga yang menawan
hati para lebah.
Sehingga lebah nya berpikir aku bunga yang
cantik kali, jadi pengen dekat-dekat. Padahal sumpah aku takut banget sama
lebah. Pernah sewaktu itu, waktu itu kirain binatang apa yang terbang
berputar-putar di kepalaku dan blap hinggap di badanku. Waduh ku usir malah
makin masuk ke dalam baju. Shock saat mengetahui siapa biang keladi yang
membuatku kian risih itu, lebah. Untunglah si lebah baik hati tidak menyengat diriku,
aku mencoba mengusirnya cara halus lus lus, akhirnya si lebah madu itu pun
terbang kembali dan aku bisa bernafas lega.
Keasyikan memandang dan berjalan di Candi Boko
benar-benar tidak bisa ditebak, waktu beneran cepat berlalu. Urusan kamar mandi
pun gampang banget di candi boko, tidak perlu bayar dan tempat tersedia. Yuk,
lanjut dulu ya ke kamar kecil dengan tulisan gede-gede terpasang, “LANTAI
KERING, JANGAN DIBASAHIN” hehehe waduh, tiap kamar kecil di Yogyakarta selalu
saja menemukan hal yang unik dan berbeda untuk mengingatkan pengguna agar
berhati-hati, dan bertanggungjawab atas tindakan mereka menggunakan kamar kecil
itu. Hajat pun sudah tersalurkan, duduk sejenak dibawah pohon beringin yang
membawa sensasi yang gimana gitu, karena identik dengan mistik dan cerita
horror yang tiada tara.
Asyik bersantai dengan angin sepoi-sepoi,
lanjut lagi berjalan dan singgah sebentar di pondok-pondok yang disediakan
pengurus pariwisata Candi Boko, duduk sejenak dan ada seorang ibu menawarkan
air kepala muda, satu butir dihargai 10K, kenapa tidak? Sepertinya asyik
panas-panasan terus minum kelapa muda dingin sambil memandang pegunungan,
jarang-jarang hal ini bisa dilakukan di kota besar. Jadi, yuk. Santai dulu
mang…. Minum yang segar-segar sambil melihat pemandangan yang segar pula.
Fill your day with love and step beauty feet
Fun Time it's you......
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Smile and Lovely Day