Jejakcantik.com- Tidak disangka, Yogyakarta ku kan kembali. Setelah “belasan” tahun, akhirnya Jejak Cantik kembali menginjakkan kaki di kota pelajar. Kota yang penuh dengan seribu kenangan dan jejak yang telah ditinggalkan. Quote of the day, “Perjalanan bukan lah hal yang mudah untuk direncanakan. Kembali, adalah sebuah pilihan untuk mengenang setiap memori indah maupun pahit.” – Citra Pandiangan.
Tidak disangka, perjalanan kereta api malam,
akhirnya sampai juga subuh hari di stasiun Yogyakarta. Menanti hingga pagi
menjelma, menunggu di tempat duduk di stasiun sambil melihat beberapa prilaku
orang. Tidak terasa, waktu pagi pun akhirnya datang. Semalam hujan, menyisakan rintik
hujan. Beberapa jalan tergenang air hujan.
The Hiding Culture
Jejak Cantik menarik koper, dan mencoba
berjalan melalui pintu keluar. Kembali lagi “sambutan hangat” dari supir taksi,
ojek hingga becak. Aduh, terkadang merasa lelah untuk tolak balik-balik. Pasalnya,
Jejak Cantik sendiri masih belum tahu kemana tujuan untuk melangkah. Masih
belum tahu mau kemana untuk meletakkan kepala? Tetapi biarlah, Jejak Cantik mencoba
“mandiri” alias mencoba berusaha sendiri untuk menempuh perjalanan panjang ini.
#31days bukanlah waktu yang sebentar untuk melakukan perjalanan. Jadi, ya harap
maklum, jika bahasanya sedikit melankolis.
Ada satu bapak-bapak bilang saat aku menolak
beberapa tawaran mereka untuk menggunakan jasa taxi, becak maupun ojek. “Ini
Yogyakarta, banyak copet.” Waduh, sambutan hangat di pagi hari, tentu saja aku
tahu ini Yogyakarta, bukan kah aku tiga tahun berada disini, “menjajaki” setiap
tempat dan aku bersyukur, tidak pernah mengalami hal yang buruk atau yang
berurusan dengan copet. Kembali teringat masa, dimana aku dan temanku sedang
memilih bahan kebaya di pasar bringharjo, temanku kena copet. Dia tidak sadar
dompetnya sudah hilang, dia baru menyadarinya saat mau membayar bahannya. Jadi
berhati-hatilah, tidak hanya di Yogyakarta tetapi dimanapun kita berada, jangan
memancing orang untuk bertindak tidak menyenangkan. Thanks peringatannya ya
pak, gitu deh kataku dalam hati. Just more beware.
Lihat kiri dan kanan, nanya mas-mas yang lagi
berteduh, kalau mau ke Malioboro jalan yang ke arah mana, kanan atau kiri. Mas
yang baik hati yang sedang mengambil foto kereta api yang bertulisan
Yogyakarta, memberitahukan ku, aku harus ambil ke arah kanan. Suasana pagi di Yogyakarta sehabis hujan,
sepi penjual. Meskipun ada beberapa yang berjualan, tetapi aku tidak menemukan
nasi gudeg yang ingin aku santap dengan lahapnya. Ya sudah kaki pun berjalan terus, hingga
menemukan halte Malioboro, menurut info trans Jogja sudah beroperasi sejak jam
05.00 tetapi di halte itu tidak ada petugasnya. Saat aku hendak turun dari
halte, aku lihat buku “guide” yang sudah usang. Jadi aku baca sejenak. Aku tahu
di daerah Malioboro hingga alun-alun banyak penginapan khusus backpacker.
Aku pun akhirnya berjalan terus dan terus
hingga menemukan gang bertulisan Jalan Sosrowijan. Lokasi jalan ini tidak
terlalu jauh lho dari stasiun aku perkirakan hanya berjarak sekitar 200 meteran
lah. Kembali lagi “serbuan” mendadak dari beberapa orang yang menanyakan apakah
aku mau mencari penginapan murah. Aku hanya bilang sudah dapat, padahal belum.
Aku lirik kiri dan kanan. Lalu, ada gang kecil yang ada plang homestay 105.
Jadi aku meninggalkan beberapa bapak-bapak itu, terus berlanjut menelusuri
lorong dan hingga akhirnya aku menemukan tulisan homestay 105 kembali.
Aku masuk kedalam dan sayangnya semua kamar
penuh. Ya sudahlah, aku coba ke sebelahnya ada yang kosong tetapi harganya gak
kuat brooooo, 250K semalam, waduh anggaran cuma 100K paling tinggi juga 120K
untuk per malam. Jadinya kesebelahnya lagi Lucy. Ya Lucy ada harga mulai 80K
dan aku memilih yang 100K dengan pertimbangan kamar mandi di dalam. Jadilah,
aku diantar lebih jauh lagi. Karena Lucy memiliki dua tempat, di tempat pertama
yang aku datangi yang paling murah 120K, tetapi letaknya di lantai atas. Aku
lagi malas membawa barang ke lantai atas, jadi tidak apa-apa berjalan empat
rumah yang harus dilalui lagi.
Akhirnya sampai juga ke tempat dan bayar untuk
dua hari, langsung mandi, mengingat sepanjang hari hanya mandi sekali saja
waktu pagi hari. Jadi mandi yang bersih dengan tetesan air dingin dari shower.
Di sini tidak ada air panasnya, jadi harap maklum. Setiap kota pasti memiliki
beragam fasilitas dan style penginapan backpacker yang berbeda. Jadilah, dingin
merinding namun menyegarkan badan yang sudah pada lengket dan terkena air
hujan. Matikan kipas angin karena makin dingin aja terasa sehabis mandi.
Langsung deh rebah-an
daaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnnn sudah dipastikan dengan seratus persen perkataan
yang benar-benar tidak bisa diganggu gugat, yup. MOLORRRRRR, tidur nyenyak.
Lumayan juga pegal tidur di kereta api dan duduk berjam-jam di stasiun.
Menemukan kasur yang empuk dan nyaman merupakan benda paling berharga saat ini.
Sebelum tidur setel alarm terlebih dahulu jam 08.00. Yup, alarm berbunyi dan
menandakan aku harus bangun, tetapi akan kecintaan ku pada kasur ini. Membuat
aku bertahan sejenak. Sebelum ke kamar mandi, untuk mandi lagi dan
mempersiapkan perjalanan kembali, menikmati suasana Yogyakarta tentunya bukan
kah itu tujuanku datang kemari.
Penasaran kemana tujuan aku selama beberapa
hari di Yogyakarta? Simak terus ya, jangan lupa di subscribe biar tidak
ketinggalan update baru blog Jejak Cantik.
Fill your day with love and step beauty feet
Fun Time it's you......
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Smile and Lovely Day