Jejakcantik.com-
Kenapa ya, waktu
sekarang ini terasa sangat cepat sekali, tidak terasa sekarang sudah memasuki
bagian ketiga kisah perjalanan 35 hari yang dimulai dari Jakarta, hingga tujuan
goal terakhir adalah Bali. Liburan itu memang sangat menyenangkan, tidak heran
banyak orang suka untuk berlibur. “Hidup hanya sekali, nikmati dan rasakan
sensasi kaki berjalan ke tempat asing, sendiri maupun rombongan; asalkan
seirama pasti MENYENANGKAN juga!” – Citra Pandiangan.
Tidak terasa, waktu sudah berganti dan
sekarang Jejak Cantik sudah memasuki hari kedua di Bandung. Meskipun, tidur
tidak cukup baik, tetapi bisa bangun walau mata masih sembab dan mengantuk. Tubuh
seperti memiliki alarm tersendiri, heran tidur kurang, tetapi bisa terbangun
jam 05.00 WIB, badan dan mata tidak mau kompromi, tarik selimut mang. Tidur sekejap
lagi, zzzZzzzzz ZZzzzzzZZ. Lumayan, walaupun masih kantuk banget, setidaknya
tidak terlalu dibandingkan awal bangun. FATAL! Aku tidak jadi ke dago untuk
menikmati air terjun, next time bakal di datangi lokasi air terjun tersebut,
walaupun tidak terkenal.
Mandi pagi dulu biar segar, mandi-mandi dan
akhirnya berbenah dan tralalala pergi ke lantai empat untuk breakfast. Asyik ya 120.000 IDR dapat breakfast tahun 2014 ya (harga
sewaktu-waktu bisa berubah). Jujur menginap di hotel seperti “asrama” ini, aku
pikir sama seperti menginap di hotel bintang satu atau dua. Rupanya, sistem
sarapannya adalah self service alias layani diri sendiri. Mau makan orak-arik
telur, mata sapi, dadar? Masak sendiri. Mereka telah menyiapkan roti plus
selai, mentega, minyak makan, telur dan berbagai piring plus dengan tulisan
“SEHABIS MASAK, CUCI SENDIRI” Asyik kan? Anggap saja rumah sendiri ya.
Untunglah, untuk sekedar masa telur orak-arik
aku bisa. Jadi aku ambil roti pertama oleskan mentega dan yang kedua oleskan
strawberry plus sparking coklat ceres. Karena aku sudah siap goreng telur,
taruh diatas roti yang sudah dioleskan mentega, tambahkan sedikit saus sambal.
Nikmati deh diluar ruangan sambil memandang pemandangan gedung-gedung gimana
gitu. Asyik, kebetulan bertemu “sijoli dari Malaysia” yang dibicarakan semalam
sama ibu-ibu penghuni kamar lantai dua.
Obrolan wanita pun berlanjut sambil bersantap,
asyik juga kan dari pada bengong dan sendiri. Tempat tinggal yang satu ini
sudah pasti aku rekomendasikan banget deh sama teman-temanku nanti yang ingin
menginap lebih dari satu hari eh malam. No need to laundry karena ini tempat
tinggal hampir sama seperti beberapa homestay in Bali yang menyediakan dapur
umum, mesin cuci dan juga seterlika baju. Serukan? Harganya ringan di kantong
dan pastinya seru deh bisa berinteraksi dengan beberapa penghuni lain.
Berlanjut ke tempat penginapan lain yang lebih
privasi dan juga harga masih tetap terjangkau di dompet, semalam harga single
room including breakfast hanya Rp100.000. Asyik kan? Lokasinya katanya dekat stasiun
Bandung atau ST Hall, begitu orang Bandung bilang nya. Naik angkot ke ST Hall,
masih dengan ST-Hall-Dago tentunya. Turun di simpang terminal, tetapi keterusan
sampai jalur kereta api pintu selatan. Ya sudah jalan dikit, nah ini beneran
perjalanan yang luar biasa “susah” banget.
Katanya 10-15 menit dari stasiun atau 0.75 KM,
tetapi rasanya benar-benar jauh banget untuk menemukan Jalan Ence Azis. Apalagi
banyak yang tidak tahu. Bukan Jejak Cantik namanya, jika nyerah. Seret koper,
gendong ransel, cari-cari alamatnya. Masuk pasar, jalan terus hingga berjumpa
eh melihat plank bertuliskan Kelurahan Kebon Jeruk, jalan kaki lagi dah.
Tanya-tanya dikit, akhirnya menemukan juga; setelah perjuangan panjang. Booking
kamar untuk dua malam, karena bakalan repot jika pindah-pindah lagi. Lagipula
Kamis malam sudah berangkat lagi ke destinasi berikutnya.
Selain itu, posisi homestay ini memang Jejak
Cantik pilih, dikarenakan dekat dengan posisi stasiun. Hal tersebut untuk
memudahkan akses kemana saja, biar tidak bingung banget kalau mau kemana-mana.
Begitulah pemikiran yang terlintas dibenak saat menyeret-nyeret tas.
Tetesan
Kawah Putih Pesona Mata
Seharusnya berdasarkan perencanaan semula, aku
harusnya menikmati pelesiran Bandung Utara, tetapi diganti ke Bandung Selatan
saja. Berdasarkan informasi, Bandung Selatan selain Kawah Putih, Situ Patengan,
Ranca Upas, Kebun Strawberry, Situ Cileunca dan masih banyak lagi. Pengen tahu
lebih lanjut mengenai wisata tersebut? Nanti saja ya. Karena hari kedua aku
hanya menikmati wisata di Kawah Putih saja.
Lagi-lagi salah naik angkot, aku naik angkot
Cibaduyut Karang Setar Kappa, Jejak Cantik turun di cilandak jalan Otista.
Nunggu angkot yang bertuliskan Luewi
Panjang. Akhirnya angkot tersebut pun ada penampakan. Naik deh, naik
angkot, nunggu angkot benar-benar melatih kesabaran ku. Akhirnya Terminal Luewi
Panjang pun terjadi penampakan, bayar angkot dikenakan 5000, pada tahun 2014 ya.
Asli, kesabaran benar-benar diuji disini, masuk
ke terminal karena angkot tidak masuk terminal. Untuk masuk terminal tinggal
nyebrang dan jalan dikit deh. Oh ya, angkot ke Kawah Putih, ups maksudku ke
Ciwidey itu mangkalnya di dekat pintu keluar. Plus, bentuk angkotnya warna
putih atau warna lain, masyarakat setempat menyebutnya Elf L300. Perjalanan
dari Terminal Luewi Panjang ke Ciwidey. Perjalanannya kurang lebih 40 menit
dari terminal ke terminal satu. Nah, kalau ke Bandung memang gak seru kalau
tidak berkunjung ke Kawah Putih, kalau teman ada rencana untuk ke Bali dan
masih bingung mau kemana saja di Bali, sini Jejak Cantik kenalin sista Bayu,
dia mengulas destinasi wisata mana saja yang wajib dikunjungi sewaktu di Bali.
Aku rasa pas untuk dicoba ditelusuri di blognya.
Fill your day with love and step beauty feet
Fun Time it's you......
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Smile and Lovely Day