Jejakcantik.com- Mengulang peristiwa yang lama
tidak akan membuat kita mengalami kerugian. Apalagi jika itu adalah kenangan
yang tak terlupakan. Menikmati hari demi hari di sebuah desa kecil yang bernama
Mukut di Pulau Tioman; belajar banyak hal dan saling menghargai perbedaan.
Quotes of the day, “Kenangan tidak selamanya melukai hati. Kenangan akan selalu
dikenang dalam ingatan. Apalagi jika kenangan itu memori yang tak bisa
dilupakan, pertualangan ke desa kecil dengan pelbagai kejadian di sepanjang perjalanan.”
– Citra Pandiangan.
Tahun 2017 lalu, tepatnya di bulan November. Dimana kondisi cuaca di
Pulau Tioman (Tioman Island) tidak bisa ditebak. Sebab, monsoon alias musim
penghujanan. Dimana laut di Pulau Tioman tidak bisa ditebak. Jika ingin liburan
ke Pulau Tioman harus diperhatikan bulan yang pas dan bagus yakni Maret sampai
Oktober. Berhubung bulan November banyak tempat yang diskon, pastinya bagi
orang yang tidak memiliki banyak duit. Bulan November pasti di kejar dan
mengandalkan keberuntungan.
Nah, kala itu di November 2017 aku tidak punya banyak kegiatan. Jadinya,
aku ingin liburan. Iseng nanya teman aku yang di Jakarta, eh dia mau bergabung
dengan Jejak Cantik untuk blusukan ke Desa Mukut, bagian dari Pulau Tioman,
Malaysia. Rencana ingin sebulan alias menghabiskan cap paspor Malaysia yang
untuk visa wisata bisa dapat 30 hari, minimal 28 hari di Malaysia. Perencanaan
dua minggu di Tioman, lanjut ke Malacca untuk beberapa hari; lalu stay di Johor
Baru. Itu rencana awal.
Perjalanan ke Pulau Tioman
Jejak cantik dan seorang teman memulai perjalanan dari Kota
Tanjungpinang untuk menuju ke Tioman island membutuhkan waktu yang sangat
panjang yakni hampir dua hari. Naik kapal feri ke Malaysia, tepatnya Johor Baru
membutuhkan waktu sekitar lima jam. Usai, urusan imigrasi selesai dan
mendapatkan cap paspor. Perjalanan pun dilanjutkan ke terminal Larkin untuk
menuju ke Kota Mersing. Waktu perjalanan sekitar beberapa jam. Kami tiba di
Mersing itu siang hari, sekitar jam 2 petang.
Berhubung jadwal kapal subuh, jadi kami putuskan menginap semalam di
kota Mersing dan bangun subuh untuk mengejar kapal feri ke Tioman island dengan
tujuan desa genting. Dari desa genting naik kapal speed untuk menuju desa mukut
dan membutuhkan waktu sekitar satu jam tiga puluh menit. Kalau tidak salah
ingat. Perjalanan ke Desa Mukut menggunakan speed kapal itu sangat
menyenangkan.
Gelombang laut kala itu tidak terlalu tinggi. Hembusan angin dan suara
deru ombak sesekali menghantam sisi kapal. Pemandangan alam yang menakjubkan.
Bahkan beberapa kali melewati resort dengan “privacy beach” yang menggoda.
Akhirnya, tiba juga di jetty Mukut yang tidak dilalui kapal ferry pada umumnya
seperti di Desa Genting.
Aku saja langsung jatuh cinta pada pemandangan bawah laut yang ada di jetty
Desa Mukut. Penuh coral dan ikan berenang dengan bebasnya. Kemudian, kami pun
disambut dengan beberapa teman baru yakni Abang Isma, Quique, dan beberapa
teman baru orang Malaysia yang sedang berkunjung ke sana. Kami pun diajak makan
siang, hanya ada satu restauran saja yang buka.
Jangan harap restoran mewah, tetapi sangat nyaman sekali makan di sana. Rumah
bentuk panggung dengan pemandangan laut. Bahkan, jika makanan tidak habis bisa
dilempar ke laut untuk di santap ikan. Jika beruntung bisa melihat anak ikan
hiu berenang bebas di bawah kolong restauran yang air lautnya jernih.
Blusukan dengan Pelbagai Kegiatan di Desa Mukut, Tioman Island
Baca: Discover Pantai Mukut
Apa saja yang bisa dilakukan di Desa Mukut ini? Bagi kamu yang demen
yang namanya snorkeling maupun diving. Tempat ini pilihan tepat, tetapi
hati-hati dengan batu karang atau coralnya ya. Sebab, hampir semua lautan
berisi batu koral. Lumayan bisa melukai kaki kamu lho. Namun, worth it soalnya
pemandangan lautnya luar biasa. Aku saja sampai jealous setengah mampus hahaha.
Pasalnya, kagak berani berenang. Walaupun sudah pakai baju pelampung. Ketakutan
akan terbawa arus lebih besar dibanding keindahan alam bawah lautnya.
Namun, godaan untuk berenang itu tetap tinggi. Akhirnya H-2 sebelum
pulang, aku berenang eh snorkeling dan melihat pelbagai jenis ikan yang cute
banget. Disitu, aku punya impian untuk kursus renang. Sayangnya, sudah tahun
2020 masih belum kesampaian hahahaha. Selain itu, bagi yang suka hiking. Nah, kesempatan
untuk berpetualang ke Dragon Horns. Sayangnya, kami tidak kesampaian ke sana.
Hujan terus dan kami juga bukan anak yang suka berpetualang seperti itu hahaha.
Jadinya, masih nahan hasrat untuk tidak ke sana.
Treaking ke Air Terjun Asah
Jangan percaya kata dekat dalam bahasa Malay hahaha. Pasalnya, mereka
bilang dekat padahal jauh banget lho… Kaki aku saja hampir “patah” namun
terbayarkan dengan pemandangan yang ondah di Desa Asah. Bahkan, kami juga
sempat kenalan dengan volunteer yang ada di sana, salah satunya Duygu,
sukarelawan dari Turkey. Yups, semua juga berawal dari couchsurfing. Next, jejak cantik ceritakan ya. Pasalnya kan ini
mengenai hasil photo Citra Pandiangan kala blusukan ke Desa Mukut, Tioman
Island. Kala itu masih menggunakan kamera ponsel xiomi. Jadi, harap maklum
kalau hasilnya tidak sempurna.
baca juga:
Terpesona Desa Mukut, Tioman Island in Frame
|
The Bottom of
The Line
Menyentuh
laut dalam pandangan mata terbuka lebar. Hempasan angin yang meronta dan
ingin bermain bersama rambut yang terurai. Panasnya mentari samar-samar
hilang dengan tiupan angin semilir. Deru ombak yang tidak terdengar nyaring,
gelombang lautan yang menari diatas lautan. Dimana bawah lautan terpapar
jelas dengan mata telanjang. Itulah, yang kurasakan ketika berada di Desa
Mukut, Pulau Tioman, Malaysia.
|
Fill your day with love and step beauty feet
Fun Time it's you......
Visit my blogs such as betraveler storycitra, kitabahagia, petunjukhidup, ngerumpi
Pada
April 20, 2020
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Smile and Lovely Day