Ketakutan Dalam Bayangan | Seribu Kisah Perjalanan

Jejakcantik.com- Masih ingatkan janji Jejak Cantik untuk menulis kisah pertualangan tahun 2014. Semoga masih bisa terpenuhi saat ini. Manusia selalu merasa terusik ketika banyak hal yang dipikirkan. Satu persoalan selesai, datang lagi satu masalah. Quotes of the day, “Don’t worry about tomorrow, but I am always worry about it; at least it make me feel good to dream it.” – Citra Pandiangan.

Setelah memikirkan lama mengenai cara liburan seperti apa yang Jejak Cantik jalani kedepannya baru saja TUNTAS. Suara langkah kaki itu, tidak terlalu mengusik diriku. Sebab, pikiran ketakutan yang ada dalam benak aku lebih mengerikan. Belum saja, bacpackeran sudah ketakutan duluan. Ironis bukan? Maklum, aku kan anak perempuan dan merasa kuatir adalah WAJAR.

Mau tahu, persoalan apa yang lebih berat dari memutuskan menggunakan tas punggung atau koper ketika liburan? Persoalan lebih berat lagi, lagi-lagi muncul di depan mata. Padahal tuh ya, semua lampu, TV, DVD semua sudah mati. Gelap gulita, aku hanya ditemanin bintang plastik yang bercahaya terang banget, di atas plafon kamarku. Inilah, kisahku. Aku membayangkan kebiasaan buruk. Aku tuh punya kebiasaan sering banget ke toilet. Ini yang menjadi masalah! Aku bingung, siapa yang akan menjaga barangku? Apalagi nih, waktu aku masih bekerja di salah satu perusahaan yang terletak di Kota Tua, Jakarta Barat. Setiap pulang kantor, selalu saja, tidak setiap hari sih sebenarnya, tidak sengaja mendengar “gossip-gosip” hot. Apalagi kalau bukan seputar jambret dan rampok di dalam kereta.

Alhasil, ini bayangan menghantui kepalaku, setiap kali aku mau menutup mata. Neh, yang jelek-jeleknya dulu bertengger di depan halaman pikiranku. Akhirnya, aku mendapatkan ide cukup gila juga! Aku berencana membeli kunci dan rantai, seperti rantai sepeda. Jadi, setiap kali pergi ke toilet di restauran or di tempat umum. Koperku ini akan kurantai gar aman. Sehingga, tidak ada yang bisa membawa kabur. Kalau mau dibawa kabur, bakal ketahuan karena harus membawa kursinya juga.

Ini hal gila yang aku dapatkan, bukan karena tanpa alasan. Entah kapan, aku pernah melihat gerobak pedagang makanan dan kursi-kursi yang sebenarnya, tidak akan ada yang mau mengambil. Dirantai dan digembok menjadi satu. Sehingga tuh barang pedagang makanan di pinggir jalan tidak kehilangan asset berharganya. Lucu juga kan? Aku adopsi aja gaya pedagang pinggir jalan ini, sepertinya seru juga.

Ah tenang juga akhirnya, pikirku. Karena setiap masalah pasti ada solusinya, bukan? Kirain yang buruk-buruk sudah berakhir. Rupanya, itu belum berakhir. Terbayangkan naik angkutan umum, angkot (angkutan kota), sumpek, bau, panas. Apa aku bisa melalui titik ini, karena cuaca yang saat ini tidak bisa ditebak, tentunya akan membuat aku “semakin” panas berada di dalam angkot. Ya, kipas gratisan dari salah satu bank, pada saat mau menabung. Bisa menjadi solusi tepat, aman dan effesien. Karena aku tidak perlu merogoh kocek untuk membeli barang itu.

Namanya backpacker ala suitcase tentu saja budged harus dipersiapkan dengan matang. Berhubung dapat durian runtuh sekitar **.***.*** IDR. Aku sangat bersyukur akhirnya mimpi untuk backpackeran bakalan menjadi nyata. Ironis memang, di usia kepala tiga ini. Aku memutuskan untuk liburan seorang diri. Bahkan, beberapa teman kagak ada yang percaya. Mereka bilang, aku anak mama. So, mari kita lihat dan buktikan saja. Begitulah apa yang aku pikirkan. Ya sudah sampai di sini dulu galau gulana Jejak Cantik yang sempat ketakutan dalam bayangan pemikiran GILA, ketika memutuskan liburan seorang diri untuk pertama kalinya.

The Bottom of The Line

Manusia memiliki beragam pemikiran yang terkadang diluar LOGIKA. Namun, manusia memang seperti itu bukan? Selalu merasa kuatir duluan sebelum melakukan tindakan PASTI. Sudah wajar, karena rasa takut itu berarti merasa tidak NYAMAN dengan sesuatu. Lebih baik mencegah dari pada menggobati.

Fill your day with love and step beauty feet