Jejakcantik.com-Tidak bisa dipungkiri, menikmati pesisir Pantai Kuta di Bali, Indonesia
itu sangat menyenangkan. Namun, pernah di akhir tahun 2014 lalu, ketika Jejak
Cantik mengunjungi Bali dan menemukan banyak sekali sampah berhamburan di
Pantai Kuta. Quotes of the day, “Each and Every one of us can make changes in
the way we live our lives and become part of the solution." -Al Gare. Jadi, mari diet plastik dan buat kerajinan limbah plastik.
Masih teringat jelas dalam ingatan Jejak Cantik. Kala itu, Jejak Cantik
yang duduk mantai sambil mendengarkan deru ombak yang datang silih berganti.
Seru, berbincang dengan beberapa teman. Pantai masih seperti biasa, normal dan
bersih. Tiba-tiba, langit yang tadinya berbintang menjadi gelap dan badai pun
datang. Aku dan beberapa teman segera meninggalkan lokasi pantai kuta yang
cocok bagi sosok yang senang mencari kedamaian di pantai. Berhubung, masa
liburan di Bali hampir usai. Keesokan harinya, aku mencoba pergi lagi ke pantai
menjelang sore. Betapa terkejutnya aku! Sebab aku menemukan banyak sekali sampah
dan plastik. Bahkan ada beberapa truk dan kendaraan alat berat untuk mengangkat
sampah dari pesisir pantai.
Tidak habis pikir dalam benak aku kala itu, hanya dalam hitungan jam saja.
Pantai yang tadinya bersih dan indah jadi kotor. Dipenuhi sampah. Di
sini, aku tidak menyalahkan siapa pun! Namun, sejak dari itu, aku menyadari
pentingnya untuk menjaga kebersihan dan menjaga bumi. Aku setuju banget dengan
quote kali ini, “Masing-masing dari kita dapat membuat perubahan dalam cara
kita menjalani hidup kita dan menjadi bagian dari solusi.” Jadi, dari kejadian
itulah, aku mencoba mulai diet sampah. Sebenarnya, nggak ribet dan malah
menyenangkan. Walaupun, jejak cantik suka sekali jalan-jalan tetap Go Green
dong ya.
Hal sederhana yang baru aku lakukan dengan membawa tas belanjaan
sendiri. Memang sedikit ribet, karena harus membawa tas di dalam tas. Namun,
tas kanvas atau tas polypropylene yang selalu aku selipkan dalam tas. Soalnya,
tas ini bisa dilipat kecil-kecil. Jadi bisa diselipkan, ketika liburan. Bahkan
ada khusus tas pengganti kantong plastik untuk di rumah dan berbeda ketika lagi liburan. Selain mengurangi penggunaan plastik, tas pengganti plastik ini juga nyaman dan kuat bukan?
Namanya juga liburan, pasti yang paling banyak di beli adalah air minum
dan beberapa makanan ringan. Sekali beli air minum bisa empat botol.
Maklum, air minum itu sangat penting bagi tubuh dan kesehatan. Dulu, sebelum
diet plastik, di dalam kamar hotel bisa berjibun kantong plastik. Sekarang,
sudah tidak lagi! Malah, susah mencari kantong plastik di hotel maupun di rumah untuk buang
sampah atau membungkus sesuatu. Nah, ini nanti harus dipikirkan bagaimana caranya agar tidak
menggunakan plastik untuk membuang sampah dapur.
Tidak hanya kantong plastik, aku juga mulai menolak menggunakan sedotan.
Awalnya, kesulitan. Soalnya gigi aku kan sensitif terhadap es. Sekarang,
sudah tidak lagi. Sebab ada banyak alternative sedotan; diantaranya sedotan stainless
steel, sedotan bamboo, atau berbagai bahan lainnya yang ramah lingkungan. Bahkan bisa digunakan berulang. Oh ya selain sedotan, aku juga sudah mulai membawa
botol air minum sendiri. Awalnya sih ribet, tetapi begitu tau sangat
menyenangkan membawa botol sendiri. Aku jadi terbiasa dan malah ada yang hilang;
kalau tertinggal di rumah atau di kamar hotel.
Di rumah, sudah mulai memanfaatkan barang plastik untuk di daur ulang.
Misalnya, ketika membeli air kemasan dalam bentuk botol. Nah, botol tersebut
tidak serta merta dibuang. Melainkan di manfaatkan sebagai wadah atau pot
bunga. Selain menghemat biaya pengeluaran pot bunga, wadah botol plastik sangat
berguna sekali. Oh ya, tidak hanya bisa dijadikan pot bunga saja lho. Kita bisa
mengkreasikannya sebagai tempat pensil. Caranya mudah banget, pertama-tama yang
dibutuhkan adalah botol plastik, gunting, kertas kado atau kain perca dan lem
tembak atau panas. Membuat kerajinan limbah plastik ini mudah banget lho. Kita
gunting botol plastik sesuai selera. Lalu, kita hias dengan kertas kado atau
kain perca. Jadi deh, tempat pensil sendiri untuk ditaruh di meja belajar atau
kerja.
Bicara, soal kerajinan limbah plastik, bawaannya pasti jadi lapar. Terus,
makan deh di restauran. Biasanya kalau beli makanan di restauran. Aku suka
nggak habis dan selalu tidak bisa membuang makanan. Apalagi, jika makanan
tersebut masih banyak. Biasanya, minta dibungkuskan pelayan. Terkadang aku suka
memberikan kepada orang yang tidak mampu, ketika berpapasan di jalan. Keinginan
terbesar aku di tahun 2020, tidak malu membawa kotak makanan sendiri dari
rumah.
Sehingga, ketika makan di restauran dan tidak habis. Bisa dibawa pulang
tanpa membawa tempat makan yang sekali pakai. Setidaknya, sudah mengurangi
penggunaan plastik untuk keseharian. Sejujurnya, diet plastik itu awalnya tidak
mudah. Namun, karena suatu kebiasaan yang terus berulang. Hal itu menjadi
terbiasa! Kita tidak bisa mengubah pribadi orang lain dalam sekejab, tetapi
kita bisa membuat perubahan dalam diri kita sendiri. Ya, cara kampanye paling ampuh dalam
kehidupan zaman now ini dengan
menunjukannya. Itu merupakan solusi tepat agar yang lain ikut tertular virus
diet plastik dan memanfaatkan limbah plastik sebagai kerajinan tangan. Siapa tahu bisa dijual dan mendapatkan pemasukan tambahan di masa mendatang.
The Bottom of
The Line
Alam ini adalah milik bersama, jangan di rusak
karena perbuatan keseharian kita. Aku ingat banget dulu hingga sekarang aku
masih melakukannya. Aku memanfaatkan kertas sebaik-baiknya, bahkan
bolak-balik. Apabila masih bisa digunakan. Bayangkan saja, ada berapa banyak
pohon yang harus ditebang demi selembar kertas yang kita gunakan? Eh,
sekarang persoalan plastik dalam kehidupan kita. Dimana, plastik tersebut
merusak ALAM yang kita cintai. Plastik tidak bisa di daur ulang dengan
sempurna. Namun, kita bisa menggunakan plastik dengan bijak.
Jika tidak begitu penting, mari kurangi penggunaan
plastik. Diet plastik terkesan sepele, padahal efeknya sangat besar. Jika
satu per satu orang mulai menyadari mengurangi penggunaan plastik. Kelak,
laut dan alam kita akan kembali bersih. Sehingga anak dan cucu kita
kedepannya bisa menikmati alam ini dengan bebas. Bukan bagai negeri dongeng.
|
Fill your day with love and step beauty feet
Fun Time it's you......
Visit my blogs such as betraveler storycitra, kitabahagia, petunjukhidup, ngerumpi
Pada
Januari 30, 2020
masalahnya kalo gak kreatif piye mbak? aku dulu sering nyisihin sampah plastik, tapi malah jd nambah sampah yg sudah ada, wkwkwk
BalasHapusAku dan istri juga sudah kompak untuk kurangi sampah plastik. Mulai bawa tempat kalau belanja kue di pasar atau belanja sayur. Ke minimaret apalagi, selalu menolak dikasih plastik. Pokoknya ngerjain yang kami bisa.
BalasHapusSedih banget kalau datang ke tempat wisata tapi ternyata penuh dengan sampah. Mencintai bumi dimulai dari menjaga kebersihan, ya.
BalasHapusSamaan kak... saya juga baru bisanya sebatas membawa kantung belanjaan sendiri dan seminimal mungkin penggunaan plastik
BalasHapusDi rumah pun saya enggan untuk membuang sampah sembarangan. Untuk sampah plastik, biasanya langsung saya musnahkan saat masih sedikit. Jadi gak bikin repot karena tak sampai menumpuk dan mencemari lingkungan
BalasHapusKeren mbak tempat pensilnya. Hehe... Bener. Mengupayakan berkurangnya penggunaan plastik emang ribet. Tapi pasti ada hikmah besar disebaliknya.
BalasHapusDi rumah banyak baget pot-pot dari bekas gelas air mineral/botol plastik. Dan sempet punya ide juga kalo makan di luar bawa tempat makan sendiri yg ga sekali pake. Hihi
BalasHapussama. saya jg bikin pot dari botol plastik. dikasih cat biar makin manis. lalu kemana2 bawa bekal dan tempat minum. awalnya ribet tapi akhirnya jd kebiasaan
HapusPenting banget buat melakukan diet plastik ini sih kak menurutku. Kalau bukan dari kita, siapa lagi yang akan memulai menjaga lingkungan. Semoga dari kita yang melestarikan, lama kelamaan orang-orang mengikuti jejak kita dan sampah berangsur-angsur mulai berkurang
BalasHapusBetul mb, harus mulai ditanamkan kalau sampah plastik ataupun organik yang kita hasilkan adalah tanggung jawab kita sendiri. Jangan hanya bisa nyampah, tapi harus bisa mengelola juga. Tfs mb ..
BalasHapusBener sampah plastik harus diantisipasi mengingat sifatnya yang sulit terurai..
BalasHapusDiet sampah plastik mulai dari diri sendiri dan keluarga sendiri. Semoga menginspirasi keluarga lainnya ya mba.
BalasHapuside yang bagus sekali mbak untuk mengurangi plastik dengan membuat kerajinan dari sampah plastik. semoga masyarakat indonesia bisa bangkit kesadaran akan kelestarian lingkungan.
BalasHapusAsiknya yang main di pantai nih, aku mau ikutan donk melakukan diet plastik biar makin menjaga kelestarian di negeri sendiri.
BalasHapussaya pernah melihat kejadin di pantai kuta seperti ini. yaitu ada ombak yang membawa banyak sampah, sehingga pantai kuta jadi kotor. apalagi dalam sampah tersebut kebanyakan sampah plastik, sungguh memprihatinkan... sudah saatnya kita menjaga alam...
BalasHapusPemanfaatan limbah plastik dapat dijadikan keterampilan tangan sangat berguna sekali. Terlebih akan mendapatkan nilai ekonomi yg sangat menguntungkan bagi ukm
BalasHapusSetuju banget mbak, semua tips mbak sudah pernah saya coba cuma yg memakai sedotan stainless saya belum mencoba hehe
BalasHapusKadang aku dan temen2 inisiatif untuk mungut sampah saat jalan2 terutama di pantai. Liat aksi kitq, orang2 juga pada ikutan nolong kak. Cuma kadang tas sampah yang dibawa justru kecil bgt. Heheheh
BalasHapusSaya juga sudah mulai bawa kantong sendiri kalau belanja. Tapi kalau bikin kerajinan ya belum serajin itu huhuhu. Tapi yang penting mulai dari hal kecil dan menjadikannya kebiasaan 😁
BalasHapusbelajar mencintai dan menyayangi bumi juga ya kak. bumi yang nyaman kita juga yang menciptakannya. apalagi kalau soal sampah plastik ini. bisa dibuat menjadi suatu kerajinan tangan yang bisa dimanfaatkan kembai.
BalasHapus