Jejakcantik.com- Akhirnya, setelah terbang bersama Thai airway untuk pertama kalinya
jejak cantik meninggalkan jejak di airport Bangkok, Thailand. Ada rasa was-was,
karena sebelum terbang sempat chatting sama teman yang sudah pernah ke Bangkok.
Teman bilang, Thailand lagi memperkatat kunjungan turis. Wah, sempat was-was
juga she.
Begitu turun dari pesawat disambut dengan pemandangan beberapa
gerombongan anak muda berkulit putih dilarang keluar dari “air port”; Padahal,
sekilas pendengar terdengar mereka hanya translate beberapa hari di Thailand
sebelum pergi ke tempat tujuan mereka. Namun, pihak imigrasi meminta mereka
untuk pergi ke lorong lain. Ada rasa sedih dan kesal pada raut wajah mereka.
Padahal, mereka belum masuk ke barisan antrian untuk mendapatkan stempel keluar
ke Thailand.
Disitu, aku semakin deg degan. Maklum, kali pertama terbang ke Thailand
hahaha. Waduh, antriannya sangat panjang sekali lho. Aku kan termasuk orang
yang taat aturan, ada sign dilarang pegang hp maupun mengambil photo. Aku pun
tidak melakukannya, walaupun tangan juga gatal ingin mengabadikan momen menarik
itu! Gilber lho antriannya kala itu,
aku membutuhkan waktu sekitar 45-55 menit untuk bisa mendapatkan stempel dari
imigrasi Thailand.
Kala itu, banyak sekali barisan dari Indonesia, Cina, India dan beberapa
Negara lainnya. Oh ya, bagi Negara yang pakai visa on arrival barisan berbeda
lho ya. Ini mah, barisan tanpa bayar visa. Finally, giliran aku pun tiba. Sempat
deg deg juga untuk mendapatkan sampel, karena aku lupa mengambil eh memprinter
hotel yang di booking.
Rupanya, mereka tidak mengucapkan satu single words pun. Mereka melihat
passport dan bahkan tidak bertanya berapa hari aku di Thailand. Langsung di stempel
aja. Akhirnya, aku pun bisa melenggangkan kaki meninggalkan barisan panjang
dibelakang aku. Semangat ya bapak/ibu, kakak/adik untuk bisa keluar dari
imigrasi.
Sesampainya diluar, aku pun yang tidak sempat browsing mengenai airport Bangkok
agak kebingungan dengan sistem dan mencari taksi. Apalagi, tidak semua orang
bisa bahasa inggris ketika aku mencoba meminta petunjuk arah. Pada akhirnya,
aku bisa juga menemukan tempat untuk mengambil antrian taxi. Waduh, nomornya
jauh amat, bolak-balik sesampainya di taxi yang sesuai nomor urut. Aku pun
menaiki taksi tersebut.
Supir taksi nanya, mau pakai argo apa langsung gitu lah kira-kira. Jika pakai langsung nggak perlu bayar blab la bla, aku sempat bingung juga she, karena bahasa inggrisnya agak gimana gitu. Namun, aku tetap kukuh untuk menggunakan argo. Bener kan, harganya jauh lebih murah meskipun telah membayar biaya admin mereka menunggu, parking dan juga jalan tol. Masih lebih murah pakai banget koq. Jadi, ketika liburan keluar negeri, jangan lupa tetap memilih menggunakan argo jika naik taksi ya guys.
Perjalanan lumayan memakan waktu sekitar 45 menit untuk tiba di hotel
yang aku booking yakni di seputaran nana station di Bangkok. Wah, nggak sabar
dong ya untuk melihat pertualangan aku di Bangkok. Oh ya, aku sempat membuat
sedikit video, walaupun ada banyak video yang sudah berlalu tetapi pengen aku
update juga. Nah, intip perjalan aku ya untuk pertama kalinya ke Thailand,
khususnya Bangkok.
CITRA PANDIANGAN CHANNEL YOUTUBE
The Bottom of
Line
Jangan pernah takut untuk mencoba
pertualangan baru. Perbedaan bahasa bukan halangan untuk menikmati
pertualangan baru. Apabila belum mengetahui jalur mana hotel kamu dan aku
ketika liburan. Pilih lah taksi resmi dan menggunakan argo. Karena itu lebih
aman. Oh ya, aku juga pernah baca banyak sekali kasus penipuan taksi dan
bahkan barang dibawa lari di beberapa blog internasional yang aku baca. Ada
tips khusus untuk itu. Namun, jangan lupa balik ya minggu depan untuk
mengetahui tips yang akan aku berikan kepada teman sekalian.
|
Fill your day with love and step beauty feet
Fun Time it's you......
Visit my blogs such as betraveler storycitra, kitabahagia, petunjukhidup, ngerumpi
Pada
Maret 07, 2019
Kalau ada kendala bahasa gitu paling nggak enak yah mbak. Btw, kena nggak coba dengan google translate aja hihi
BalasHapusAkh negara yang pengen banget nih aku datengin. Rada rada gimana ya kalau komunikasi minim. Mereka lebih banyak pakai bahasa asli kali ya kak
BalasHapus