Jejakcantik.com-Nuansa dingin dipergunungan itu
sangat menyenangkan. Awalnya, di detik pertama sangat menikmati dinginnya hawa
pergunungan di Bromo. Motor berjalan dengan perlahan menembus dinginnya subuh.
Motor otomatic itu dengan perlahan dinaikan gasnya dan ditengah perjalanan yang
gelap menuju penanjakan pertama. Motor hampir terjatuh karena pasir yang
lengket. Jejak cantik sempat terkejut dan hendak turun dari motor agar
memudahkan bapak ojek keluar.
Read: Pulau Virgin yang dirindukan
Dia bilang
tidak apa-apa. So, aku pun tetap diam dan berdoa dengan tekun agar selamat tiba
di tujuan. Beberapa kali mobil jeep melintas duluan di depan aku. Bahkan,
terkadang bapak ojek menyalipnya untuk segera mencapai penanjakan satu di
gunung Bromo. Udara sangat dingin, aku menyadari pakaian aku tidak memadai
untuk digunakan menahan hawa dingin. Sehingga, aku pakai 3 tshirt dan jaket
tipis. Sehingga penampilan aku jadi super ANEH hahaha. Tak apalah, pikir aku.
Read: Rasa rindu solo travel
Begitu tiba
di penanjakan, aku merasakan hawa dingin ini membuat aku ingin ke toilet. Wah,
bayarnya lumayan kala itu untuk pee saja seharga 3000 haha, kalau di mall cuma
1000 ya. Ya, sudahlah, agak lama nongki soalnya itu hanya perasaan ingin pee
walau kagak keluar-keluar. Begitu mau menyentuh air. Ouch my godness, it so
cool haha. Aku jadi merasa seperti kucing yang benci air. Aku melihat jam masih
menunjukan pukul 5. Aku segera keatas penanjakan dengan menaiki beberapa
tangga.
Begitu
sampai ke penanjakan hujan gerimis menggundang. Aku hanya bisa berharap hujan
berakhir. Benar saja, hujan berakhir dan aku segera mencari tempat duduk.
Anehnya, aku melihat orang pada berbaris di depan pagar dan menghalangi kita
yang sedang duduk. Saat aku menoleh ada seorang pria asal German menyapa diriku
dan kami berbicara sesaat. Ya, aku menikmati berbincang dengannya dimana dia
harus bangun jam 1 untuk tiba di Penanjakan karena dia dari Malang dan membayar
satu orang sebesar 2 juta. Ouch may, aku hitung-hitung biaya aku ke Bromo habis
1 juta dalam sehari. Ojek 300,000+ penginapan satu orang dikenakan 150,000 +
makan malam 50,000 + Transportasi 200,000 + tiket masuk 50,000 + breakfast
100,000 + kuda 100,000 + transportasi pulang 30,000. Padahal di Bandung aku
habiskan 2,000,000 untuk 4 hari hahaha.
NYESEL?
Jawabannya kagak tuh. Pengen lagi haha. Oh ya, ada seorang anak menawarkan jasa
sewa jaket. Harganya 10,000 awalnya aku nggak mau tapi karena melihat dia
berusaha keras dan sopan. Akhirnya, aku sewa dan berharap tuh jaket bersih dan
aku jauh dari penyakit kulit hahaha. Takutnya, orang yang sehabis aku sewa kena
penyakit kulit kan bisa nular. Berabe lha. Dari nuansa gelap mendadak terang
tetapi kenapa cahaya mentari enggan bersinar dan menunjukan wajahnya yang
bundar imut itu.
Sayang, aku
tidak berhasil melihat sunrise dengan sempurna. Mungkin, Bromo ingin aku datang
kembali kesana. Aku bakalan kesana lagi, aku pikir begitu. Aku berharap, aku
bisa mendapatkan kesempatan kembali ke Bromo dengan persiapan yang lebih matang
untuk menaklukan dinginnya pergunungan Bromo yang terkenal “menusuk sampai ke
dalam kulit.”
Singkat
cerita, soalnya kalau menceritakan mengenai spot-spot di Bromo bakalan ramai eh
penuh neh artikel, bakalan di pisah aja ya. Nantikan di bulan depan saja kisah
pengalaman adventure di gunung Bromo. Di dalam angkot, semuanya orang asing
hanya aku yang lokal. Lalu, terjadilah saling cerita dan saling pamer hasil
gambar. Tiba pada gunung ijen dengan blue fire yang menggoda. Aku awalnya ingin
pergi kesana dan perhitungan aku, kalau kesana untuk melihat blue fire dalam
sehari aku bakalan mengeluarkan uang 2,000,000 itu sangat banyak dan sebagai
kere backpacker aku coret dalam list what to do in 35 days.
Sebagai
solo travel yang fleksibel, ada dua kakak beradik yang ingin ke Jember dan
mereka merencanakan ke gunung ijen dan memiliki kenalan orang lokal alias
mahasiswa di Universitas Jember, akhirnya, aku pun ikut mereka ke Jember.
Disana, kami dijemput oleh para mahasiswa dengan membawa tiga sepeda motor.
Kami tinggal di markas mereka selama sehari, sebelum sore harinya kami ke
gunung ijen.
Lagi-lagi,
aku nggak mempersiapkan segalanya. Aku pikir pakai sepatu plastic tidak akan
membuat aku basah. Rupanya, pemilihan kostum dan tidak mengetahui hal-hal apa
saja yang dibutuhkan kala ke gunung ijen membuat aku mati beku. Lha, plastic
kan tidak menahan hawa dingin. Bawa cuma dua tshirt dan jaket tipis. Alhasil,
aku seperti berada di Negara es yang membuat aku tidak bisa menikmati hidup.
Mereka yang
mahasiswa yang mengetahui aku masuk ke tenda ngomongin aku pakai bahasa jawa,
dia pikir aku kagak paham bahasa jawa. Tapi, mau bagaimana lagi. Dinginnya
membuat aku mati beku. Walau di dalam tenda, aku nggak bisa bertahan karena
dinginnya super. Tidak ada selimut dan sebagainya. Aku mati kutu! Hujan
menghantui langkah kami ketika menuju jalan ke puncak gunung ijen. Aku
bener-bener nggak ada namanya fashionable di photo. Beneran seperti GEMBEL
hahaha.
Hal ini
membuat aku berpikir dan memberikan tips bagi teman yang ingin ke kedua gunung
tersebut.
Bromo
|
Kawah Ijen
|
Pakai sepatu
yang nyaman dan hangat dikaki
|
Pakai
sepatu yang nyaman dan hangat dikaki
|
Pakai jaket yang menghangat tubuh
|
Pakai jaket yang
menghangat tubuh
|
Pakai sarung tangan dan kaos kaki
|
Pakai sarung tangan
dan kaos kaki
|
Bawa masker dan
senter
|
Bayangkan saja,
hawa dingin ini bisa membunuh kita yang tidak terbiasa dengan dinginnya hawa
pergunungan. Jangan menganggap remeh seperti aku, yang ada jadi tidak bisa
menikmati pemandangan dengan sempurna, plus hasil photo jadi nggak maksimal
alias jelek. Kan, saying sudah ngelurkarn uang banyak tetapi kenangannya buat
kita enggan memamerkan karena seperti ouch, ini bukan aku banget!
The Bottom of Line
Indonesia kaya akan pemandangan yang membuat hati
dan mata terpukau akan keindahan alam Indonesia. Dimana tidak hanya kita,
orang Indonesia yang menggagumi pemandangan Indonesia baik pergunungan maupun
lautan. Dimana memandang pemandangan dari atas bukit atau gunung. Kita bisa
melihat hamparan pemandangan yang hijau. Betapa suburnya Negara kita, betapa
indahnya pemandangan Indonesia. Kenapa kita orang Indonesia enggan menikmati
keindahan alam.
Kendala jarak dan dana sudah pasti membuat kita
melangkahkan kaki ke suatu tempat sangat sukar. Namun, begitu ada kesempatan,
cobalah dan nikmati pemandangan yang membuat hati bergetar akan rahmat kuasa
yang menciptakan lukisan hidup yang sempurna yang bisa kita nikmati.
Bayangkan saja, mereka rela menghamburkan uang untuk datang ke Indonesia.
Kenapa, hanya mereka saja yang menikmati nikmatnya pemandangan pergunungan
yang ada di negeri kita. Tidakah kita juga ingin sekali saja merasakan
sensasi liburan yang membuat kita merasa dekat dengan sang pencipta?
Note: Photo menggunakan smartphone samsung ace small note 3 dan blackberry
|
Fun Time it's you......
Visit my blogs such as betraveler storycitra, kitabahagia, petunjukhidup, ngerumpi
Pada
Juli 24, 2018
Wahh kerasa banget tuh dinginnya, nekat bgt kak ke sana ga bawa jaket :)) Tapi jadi pengalaman ga terlupakan yah
BalasHapusWahh... Mbak Citra mendaki gunung juga... Berarti kalo mendaki itu gak perlu dandan ala ala princess.. ya kena sapu badai luntur.. Harus siap mental dari awal tanpa ada dandanan girly ��
BalasHapusKawah ijen yang belum pernah nih kak. Kalo bromo, subuh2 luar biasa dingin ya. Tapi menyenangkan suasana di sananya
BalasHapusbelum pernah ke bromo dan gunung ijen, gunung pertama yang aku daki krakatau cuma 10 menit aja wkakakak itu gunung apa bukit
BalasHapusBaru ke bromo dan itupun gaya nyantai haa. Pk kuda wkwk
BalasHapusWah seperti itu ya di Bromo, pengen kesana. Belajar dr kk Citra, kalau kesana benar2 harus prepare yak...
BalasHapusWalauterbilang mahal tournya akan tetapi pengalaman ini pastinya akan sangat menyenangkan. salut untuk keberanian mba
BalasHapusKirain ke gunung mana gitu berani solo traveling. Haha. Ternyata ke Bromo. By the way, seru juga tuh diojekin ke gunung Bromo.
BalasHapusyuk ah ... ekpedisi ramai ramai ke tempat ini
BalasHapusagak nya bakal seru bin mantap nih
masukkan ke to do list dulu ah
Terakhir ke Bromo pas kuliah, memang keren banget tempatnya. Cuma dulu namanya anak kuliahan yang modalnya dikit tak punya duit untuk sewa jeep. Akhirnya ada bagian yang harus jalan kaki. Pulang-pulang kaki rasanya kayak mau copot. wkwkwk...
BalasHapusKami ke Penanjakkan malah pakai baju 3 lapis untuk menghalau rasa dingin. Alhamdulillah tetap kedinginan haha.
BalasHapusMbaknya nekaattt
BalasHapusaku ga berani ngelawan dingin, udah jelas ga kuat :|
Aku yg jadi deg-degaaaaan bacanya :D :D Wuih, nekat banget emang kakak satu niiiih.....
BalasHapus